Industri teknologi di Indonesia kembali dikejutkan dengan kabar soal pemutusan hubungan kerja (phk) dalam skala besar. Kali ini, sorotan tertuju pada TikTok Shop, yang dirumorkan akan melakukan efisiensi tenaga kerja secara signifikan. Fenomena ini bukan hanya soal perampingan organisasi, tapi juga mencerminkan tantangan serius yang sedang dihadapi industri e-commerce di 2025.
Langkah ini disebut-sebut sebagai lanjutan dari integrasi TikTok Shop dengan Tokopedia yang terjadi pada awal 2024. Setelah TikTok resmi mengakuisisi 75,01% saham Tokopedia senilai Rp 23 triliun, gabungan dua raksasa digital tersebut mempekerjakan sekitar 5.000 karyawan. Namun, pertumbuhan cepat ini justru mendorong kebutuhan akan efisiensi, terutama dalam menghadapi tekanan biaya dan ketatnya regulasi pemerintah.
Kombinasi Persaingan dan Regulasi Jadi Pemicu PHK
Menurut informasi yang dikutip dari Periskop.id, pemangkasan karyawan ini juga menjadi bagian dari strategi TikTok dalam mempertahankan daya saingnya di tengah persaingan sengit dengan pemain lain seperti Shopee dan Lazada. Di sisi lain, adanya kebijakan pemerintah melalui Permendag Nomor 31 Tahun 2023, yang melarang media sosial berfungsi ganda sebagai platform e-commerce, turut memicu langkah efisiensi ini.
Hal ini menjadi cerminan nyata bagaimana regulasi e-commerce terbaru di Indonesia berdampak besar pada stabilitas perusahaan teknologi. Platform seperti TikTok Shop harus menyesuaikan diri secara cepat dan drastis agar tetap bisa beroperasi sesuai hukum yang berlaku.
Efisiensi Jadi Tren, Stabilitas Pekerjaan Jadi Tanda Tanya
Bukan hanya TikTok Shop yang mengambil langkah efisiensi. Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perusahaan teknologi di Tanah Air juga mulai memangkas jumlah tenaga kerja mereka. Ini memunculkan kekhawatiran luas di kalangan profesional digital. Banyak pekerja kini mempertimbangkan untuk berpindah karier ke industri yang lebih stabil, terutama di sektor non-digital.
Jika rumor PHK pada bulan Juli nanti benar terjadi, maka TikTok Shop akan menyusul langkah sebelumnya yang telah memangkas 450 karyawan Tokopedia pascamerger.
E-Commerce 2025: Antara Inovasi dan Ketidakpastian
Fenomena ini menandai perubahan besar dalam lanskap industri digital Indonesia. Tahun 2025 diprediksi menjadi momen krusial bagi transformasi industri e-commerce Indonesia, di mana perusahaan harus menyeimbangkan antara inovasi, kepatuhan hukum, dan efisiensi biaya.
Sementara TikTok Shop disebut masih melakukan evaluasi internal terhadap kebutuhan bisnis mereka, tidak bisa dipungkiri bahwa langkah-langkah seperti phk massal akan berdampak pada kepercayaan publik terhadap stabilitas sektor ini.